Jumat, 29 Juni 2007

SAHAM

11-06-2007 / 02:18:11 Saham

Saham dapat didefiinisikan sebagai tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital gain. Kelebihan investasi saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang dibagikan melalui deviden. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan besarnya laba ditahan.

Di Indonesia perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) sedangkan perdagangan obligasi di Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).

Jenis – jenis saham

Menurut jenisnya saham dibagi menjadi dua yaitu saham preferent (preferent stock) dan saham biasa (common stock).

  • Saham Preferent adalah jenis saham yang biasanya dikeluarkan untuk pemilik atau pendiri perusahaan. Saham ini memiliki klaim khusus terhadap asset perusahaan namun tidak memiliki hak suara dalam Pemegang saham prefferen mendapat prioritas pertama dalam pembagian asset bila perusahaan terliquidasi.
  • Saham Biasa adalah jenis saham yang dapat dimiliki oleh public. Saham ini memiliki hak suara namun mendapat hak paling akhir terhadap asset bila perusahaan terliquidasi. Pemilik saham biasa memiliki hak terlebih dahulu dalam pengeluaran saham baru (right), bila pemegang saham biasa menolak baru ditawarkan ke pihak lain.

Saham biasa atau common stock antara lain :

• Blue Chip-Stock (Saham Unggulan)

Adalah saham dengan tingkat imbal investasi paling stabil dan memiliki reputasi yang baik dan dalam sejarahnya mampu membayar deaden secara konsisten. Biasanya perusahaan tersebut merupakan leader dari perusahaan sejenis dan industrinya memiliki stabilitas usaha yang tinggi dan merupakan standar untuk mengukur perusahaan lain.

• Growth Stock

Adalah saham dengan tingkat imbal investasinya yang lebih tinggi dari saham sejenis, Harga saham ?undervalued' dibandingkan dengan saham lainnya karena pasar tidak efisien atau ?discount rate' yang tidak tepat. Contoh ,growth company' : perusahaan penyedia jasa internet.

• Defensive Stock

Adalah saham yang penurunan imbal investasinya tidak sebesar penurunan imbal investasi pasar secara keseluruhan. Saham jenis ini memiliki systematic risk (beta) yang rendah. Contoh ?defensive company' adalah perusahaan penyedia kebutuhan pokok (missal distributor makanan pokok seperti beras atau gula).

• Cyclical Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang berfluktuatif dibandingkan dengan imbal investasi pasar secara keseluruhan. Saham ini memiliki systematic risk (beta) yang tinggi. Contoh ?cyclical company' adalah perusahaan property.

• Seasonal Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang sangat fluktuatif sesuai dengan periode (musim) tertentu. Contoh ?seasional company' adalah perusahaan kartu ucapan.

• Speculative Stock

Adalah saham yang memiliki tingkat imbal investasi yang rendah atau negative dan memiliki kemungkinan kecil untuk memberikan imbal investasi yang normal atau tinggi. Harga saham'overpriced' dan contoh ?spekulative stocl adalah saham pengeboran minyak.

Sedangkan hasil yang diharapkan dengan melakukan investasi dalam bentuk saham adalah:

· Deviden : Bagian dari pendapatan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

· Capital Gain : Keuntungan dari selisih harga beli dan jual saham.

Pelaku pasar saham :

- Perusahaan Efek

- Penjamin emisi

- Perantara pedagang efek

Mengapa Perusahaan menjual saham

Ø Mencari dana untuk menambah modal kerja

Ø Pengembangan usaha

Dengan resiko membagi keuntungan berupa Deviden

Adapun cara lain dalam mencari dana, yaitu:

Ø Pinjaman Bank dan bayar bunga

Ø Menerbitkan obligasi melunasi dalam jangka waktu tertentu dan memberi bunga

Bagaimana menilai saham

q Kinerja Perusahaan baik

q Berdasarkan keuntungan, berdasarkan pendapatan, arus kas, ekuitas

q Prospek usaha bagus

Apa yang menentukan saham naik / turun

q Kinerja Perusahaan

q Demand / Supply

q Resiko Sistematis

q Psikologi Pasar

Evaluasi Kinerja Saham Biasa

A. Pengertian Return (Tingkat Pengembalian Hasil)

Adalah tingkat pengembalian hasil dari saham yang diinvestasikan oleh pemegangnya. Terdiri dari required return, expected return dan actual equity return.

a.1. Required Return adalah return yang dibutuhkan investor karena

menunda konsumsi dan menerima resiko dalam surat berharga yang dibeli.

RUMUS : Rri = Rf + Bi (Rpm)

dimana Rri adalah required return saham dalam 1 periode, Rf adalah tingkat suku bunga bebas resiko, Bi adalah market risk dan Rpm adalah premi resiko yang dibutuhkan untuk tingkat tertentu

Contoh : Saham PT. BMAZ mempunyai tingkat market risk 1,2, tingkat suku bunga bebas 8%, risk premium yang dibutuhkan investor 5%, berapa required return yang dibutuhkan investor ?

Jawab : Rri = 8% = 1,2 (5%) = 14%

a.2. Expected Return adalah return yang diharapkan investor selama memegang saham pada periode tertentu.

RUMUS : E (Rt) = (Dt/Pt -1) + ((Pt-Pt ?1) / Pt-1)

Dimana E(Rt) adalah expection return selama periode t, Dt adalah deviden yang diharapkan ibayarkan pada akhir masa t, dan Pt adalah harga pada akhir periode t

Contoh : Saham PT. BMAZ sekarang dijual pada harga Rp. 20.000 dan investor mengharapkan ada deviden Rp. 1000/lbr saham. Harga saham diperkirakan mencapai Rp. 23.000 pada akhir tahun. Hitung expected returnnya??

Jawab : E (Rt) = (1000/20.000) + ( (23.000 ? 20.000) / 20.000)

= 5% + 15 % = 20 %

a.3. Actual Return adalah return yang benar-benar diterima oleh

investor. Rumusnya mirip dengan expected return Cuma komponennya adalah deviden yang benar2 dibayarkan dan harga sahamnnya riil pada akhir periode t.

Contoh : PT. BMAZ hanya membayarkan deviden Rp. 500 pada akhir tahun, harga saham akhir tahun Rp. 22.000, hitung actual returnnya??

Jawab : Actual Return = (500/20.000) + ((22.000 ? 20.000) / 20.000)

= 2.5% + 10% = 12.5%

B. Pendekatan Pendapatan (Earrning Valuation)

Laba merupakan hak pemegang saham sehingga nilai saham dapat dihitung dengan memperkirakan laba yang diterima pemegang saham dimasa yang akan datang.

N t

Rumus :? ? (EPSt ? Ipt)/ (1+Ke)

t = 1

Dimana EPS merupakan ekpektasi laba per saham di tahun t dan IPt adalah ekpektasi per saham di tahun t.

b.1. Pertumbuhan Pendapatan (Earning Growth)

Telah dibahas sebelumnya lihat analisis perusahaan.

b.2. Price Earning Ratio (P/E) Ratio

Adalah indikasi berapa nilai dari mata uang yang tersedia dibayar oleh investor untuk setiap earning (pendapatan) per saham yang dihasilkan perusahaan. PER ratio merupakan indicator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan dan terdiri dari PER nyata dan PER yang diperkirakan.

PER nyata adalah sama dengan harga saham sekarang dibandingkan dengan laba bersih per saham yang baru dibagikan.

PER yang diperkirakan adalah sama dengan perbandingan harga wajar saham tersebut dengan laba per saham yang akan dihasilkan tahun ini.

RUMUS PER yang diperkirakan = (1-b) / (Ke ? (bxROE)

Contoh : PT. BMAZ akan membayarkan deviden sebesar 60% dari laba bersihnya. Tingkat pengembalian yang dibutuhkan investor 14% dan pertumbuhan deviden 5%. Hitung PER rasio perusahaan ??????

Jawab : PER = 0,6 / (14% - 5%) = 6,67

NB : Return of Equity (ROE) dihitung dari

Net Income = Assets x Sales x Net Income

Equity Equity Assets Sales

Dari analisis diatas diketahui :

• Jika PER nyata > PER yang diperkirakan maka harga saham dalam overpriced (dianggap terlalu mahal).

• Jika PER nyata <>

• Jika PER nyata = PER yang diperkirakan maka harga saham dalam keadaan terkoreksi, tidak ada perubahan nyata dari saham.

C. Pendekatan Deviden (The Deviden Valuation Model)

Metoda yang umum digunakan adalah mencari present value dari deviden yang diharapkan di masa datang dengan mempertimbangka prospek dimasa depan dan resiko yang akan dihadapi perusahaan.

Contoh : Dengan tingkat suku bunga bebas resiko (RF) sebesar 8%, risk premium yang diinginkan investor (RPM) sebesar 5%. Resiko PT. BMAZ dibandingkan pasar adalah 1,2. Pertumbuhan deviden jangka panjang diperkirakan 5% dan tahun ini perusahaan membeyarkan deviden Rp. 500. Hitung nilai saham perusahaan ?????

Jawab : D1 = Do (1+G)

= 500 (1+0.05)

= 525

Ke = 8% + 1,2 (5%)

= 14%

Po = 525 / (14% - 5%)

= 525 / 9%

= 5.833,-

NB : G adalah pertumbuhan dimana G = ROE x b, bila deviden dibayarkan konstan berarti G=0

c.1. Pengaruh Dari Kenaikkan Pembayaran Deviden

Jika pembayran deviden meningkat sebesar G berarti deviden tumbuh sebesar G begitu pula dengan laba bersih dan harga saham perusahaan juga akan tumbuh pada tingkat yang sama dengan pertumbuhan deviden.

Contoh : PT. BMAZ merencanakan untuk meningkatkan pembayaran deviden dari Rp. 200 menjadi Rp. 220 dan jika diketahui Ke adalah 15%, maka

Do = 200

D1 = 220

D1 = Do (1 + G)- > G = 10%

P1 = Do/ (Ke ? G) = 200 / (15% - 10%) = 200 / 5% = 4.000

P2 = D1/ (Ke - G) = 220 / (15% - 10%) = 220 / 5% = 4.400

Jadi kenaikkan harga saham (4.400-4.000) / 40.000 = 10%

c.2. Pengaruh Dari Penurunan Pembayaran Deviden

Contoh diatas juga berlaku sebaliknya, pada pay out ratio yang konstan apabila pembayaran deviden diturunkan sebesar G menurun, maka besaran-besaran lainnya seperti laba bersih per saham dan harga saham turun sebesar G yang sama.

c.3. Rasio Pembayaran Deviden (Deviden Pay Out Ratio)

Perusahaan yang berada di tahap mapan menunjukkan pertumbahan yang relative lambat bahkan mendekati nol. Perusahaan tersebut biasanya merupakan market leader dan memiliki kemampuan mencetak laba yang besar. Tetapi karena prospek jangka panjang kurang baik, ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, pemegang saham bisanya lebih menyukai memegang cash flow dari laba perusahaan dinikmati dalam bentuk pembayaran deviden (pay out ratio) yang lebih besar.

Sebaliknya pada perusahaan yang tengah berkembang dimana tinggak pertumbuhan relative pesat, pemegang saham biasanya rela pembayaran deviden lebih kecil karena cash flow hasil usaha diinvetasikan untuk hasil yang lebih besar di kemudian hari.

• Efek Dan Warrant Yang Dapat Dipertukarkan

D. Obligasi konversi dan saham preferen (Convertible Securities)

d.1.1 Definisi

Covertable securities adalah saham preferen atau efek hutang yang memiliki hak untuk ditukarkan dengan sejumlah saham biasa (common stock). Perusahaan yang menerbitkan obligasi konversi biasanya adalah perusahaan yang memiliki prospek ke depan yang sangat baik dan paling banyak adalah perusahaan yang bergerak dalam high tech idnustri.

d.1.2 Karateristik dari convertible securities

• Memiliki rasio konversi dimana rasio konversi adalah jumlah saham biasa yang dapat diperoleh untuk mendapat satu saham konversi, missal rasio konversi 1 : 30, berarti setiap satu efek konversi berhak mendapat 30 lembar saham biasa.

• Memiliki harga konversi, missal harga konversi Rp. 25.000,-, berarti setiap nilai dari Rp. 25.000, - dari convertible akan mendapat satu lembar saham biasa.

• Conversion Value adalah nilai pasar dari saham biasa yang dipertukarkan dengan convertible security, missal harga per lembar saham biasa Rp. 500, maka dengan rasio 1 : 30 maka harga konversi Rp. 500 x 30 lb saham biasa = Rp. 15.000.

Conversion value = conversion ratio x market value of common stock

• Security value adalah nilai dari surat berharga bila tidak memiliki kemungkinan untuk dikonversi. Nilai dari surat berharga ini paling rendah sama dengan nilai present value dari obligasi atau preferred stock.

• Coversion Premium adalah perberadaan antara harga pasar convertible dengan nilai tertinggi antara security value dan conversible security.

Conversion Premium = market prices of confortible ? nilai tertinggi antara

security value dan conversible security

d.1.3. Harga Paritas Konversi

Conversion parity prices adalah harga yang dapat mempengaruhi investor dalam membeli sekuritas yang sebanding dengan harga saham biasa.

Contoh : Bila harga convertible Rp. 950.000 dan dapat ditukar dengan 20

lembar saham biasa maka

harga paritas konversi = 950.000 : 20 = Rp. 47.500

d.1.4. Alasan Pengerluaran Surat Berharga Konvertible

Alasan utamanya adalah tingkat interest rate dari convertible tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat resiko usaha perusahaan. Bila perusahaaan mengeluarkan obligasi biasa maka investor akan melihat apakah obligasi tersebut callable, adanya jaminan rating.

d.1.5 Manfaat Surat Berharga Konvertible

Manfaat obligasi convertible bagi issuer adalah bunga yang dibayarkan relative rendah dibanding bunga normal karena ada option yang dapat dikonversi menjadi saham. Sedangkan bagi holder jika perusahaan berhasil mengembangkan usahanya maka mereka akan mendapat keuntungan dengan menukarkan obligasi tersebut dengan saham biasa oada tingkat harga tertentu dan kemudian menjualnya di pasar dan mendapatkan capital gain.

d.1.6. Timming Yang Tepat Melakukan Konversi

Pemegang surat berharga konversi akan melakukan haknya dengan mengkoversikan menjadi saham biasa disaat harga pasar saham lebih tinggi dari pada harga saham saat membeli obligasi konversi tersebut.

Namun sebaliknya apabila harga pasar saham di bawah harga saham pada obligasi konversi makan pemegang akan membatalkan haknya.

d.1.7. Contoh Soal

Pada tahun 2004, PT. BMAZ menerbitkan sejumlah Rp. 10 miliar obligasi konversi dengan nilai par Rp. 1 juta dan memberikan interest 10% semi-annual, Harga konversi saham bisa Rp. 16.750 per lembar saham. Saham biasanya dijual Rp. 14.750 per lembar saham. Obligasi konversi tersebut memiliki rating B dengan yield 14%. Harga surat berharga convertible saat ini Rp. 970.000.

Conversion Ratio = par value of cov. : coversion prices

= Rp. 1 juta : Rp. 16.750

= 59.70 shaam biasa

Conversion Value = convertion Ratio x market value saham biasa

= 59.70 saham biasa x Rp. 14.750

= Rp. 880.580

Security Value = (? 50.000 / (1+ 0,07)t ) + (1.000.000.000/(1+0.07)40)

dimana t = 1

= 50.0000 (13,332) + (1.000.000 (0.067)

= 666.600 + 67.000

= Rp. 733.600

Istilah-istilah Penting Dalam Saham

Emiten (Issuer)
perusahaan penerbit surat berharga, seperti saham, obligasi, commercial paper dan lain-lain.

Harga Nominal (Par Value)
nilai uang yang tertera dalam setiap ebar saham yang besarnya ditentukan oleh emiten.

Initial Public Offering (IPO)
penawaran perdana suatu saham kepada public atau masyarakat berdasarkan tata cara yang ditentukan oleh regulator berdasar UU Pasar Modal.

Harga Perdana
harga sebelum saham tersebut listing di bursa saham. Harga tersebut ditentukan lewat negosiasi antara penjamin emisi (underwriter) dengan emiten dengan mempertimbangkan goods will, kondisi pasar, prospek perusahaan, penilaian perusahaan dan lain-lain.

Agio Saham
Diartikan sebagai selisih antara harga nominal dengan harga penawaran perdana. Misal harga nominal Rp. 500 kemudian underwriter berhasil menjual di harga Rp. 1500, berarti emiten berhasil mendapat agio saham Rp. 1000 atau 2x lipat harga nominal.

Capital Gain
perbedaan antara harga beli suatu aktiva dan harga jualnya. Misal Bpk. Bmaz membeli 1000 lembar saham pada harga Rp. 10.000 per lembar. Tiga hari kemudian Bpk. Bmaz menjual pada harga Rp. 14.000 per lembar.
Jadi Bpk Bmaz mandapat capital gain sebesar Rp. 4.000, - per lembar.

Capital Loss
Kerugian yang dialami investor akibat harga jual yang lebih kecil dari harga pembelian sahamnya.

Deviden
Bagian laba yang diberikan emiten kepada pemegang saham dan besarnya ditentukan melalui RUPS.

Yield
Keuntungan yang akan diterima oleh investor, baik yang berasal dari capital gain maupun dari deviden.
Besara yield dinyatakan dalam prosentase dari modal yang ditawarkan.

Earning Per Share (EPS)
Tingkat keuntungan per lembar saham, diperhitungkan dengan membagi laba setelah pajak dengan jumlah saham beredar.

Price Earning Ratio (P/E) Ratio
Rasio antara harga dengan tingkat keuntungan keuntungan yang diperoleh. Perhitungan sederhananya adalah membagi harga pasar saham dengan EPS.
Saham ber P/E tinggi dengan rasio diatas 20x biasanya adalah perusahaan muda yang tumbuh cepat dan lebih beresiko diperdagankan dari pada perusahaan ber P/E rendah. Sedangkan saham ber P/E rendah cenderung alam industri dewasa aau industri dengan tingkat pertumbuhan renda atau dalam sebuah perusahaan yang sudah mapan/tua yang relative stabil tingkat pendapatan dan devidennya. Saham ber P/E rendah biasanya membayar deviden lebih rendah dibanding saham ber P/E tinggi malah sering kali tidak membayarkan deviden.

Nilai Buku (Book Value)
Nilai asset yang tersisa setelah dikurangi asset tidak berwujud (goodwill, patent, dll) dikurangi kewajiban perusahaan (termasuk pembayaran deviden saham preferen). Contoh : PT. Lucky memiliki modal Rp. 10 miliar dengan saham beredar 50 juta lembar, makan nilai buku per lembar saham adalah Rp. 200.

Cash Deviden (Deviden Tunai)
Bila emiten pembayaran secara cash kepada pemegang sahamnya. Deviden tunai dibagikan dari laba berjalan atau akumulasi laba tahun sebelumnya dan kena pajak pendapatan.

Stock Deviden (Deviden Saham)
Dimana perusahaan melakukan pembayaran deviden tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham. MIsal dalam RUPS diputuskan setiap pemegang 2 lembar saham akan mendapatkan 1 lembar saham baru. Dengan mekin banyaknya jumlah saham beredar diharapakan liquiditas saham akan bertambah.

Stock Split (Pemecahan Saham)
Dimana perusahaan membagi sahamnya yang biasanya dianggap telah terlalu tinggi nilainya. Misal saham PT. Bimastiar beredar sebanyak 2 juta lembar dengan nilai nominal Rp. 20.000. Kemudian diadakan stoc split dengan perbandingan 1:2, dimana 1 lembar saham dipecah menjadi 2 lembar dengan masing-masing bernominal Rp. 10.000. Jadi setelah stock spilt jumlah saham beredar menjadi 4 juta lembar saham dengan nominal Rp. 10.000.

Analisa Pemilihan Saham

1. Analisa Makro adalah analisa terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku maupun kondisi perekonomian secara makro. Hal-hal yang dianalisa antara lain pendapatan perkapita (GDP), money supply, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan kondisi geopolitik.

2. Analisa Industrial adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri apakah berada pada tahap awal, pertumbuhan, maturity atau decline (penurunan) dan bagaimana dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Analisa industri dilakukan melalui dua tahap pendekatan :

o Industrial Life Cycle Model terdiri dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity dan decline (penurunan).

o Profit Life Cycle Model terdiri dari perumbuhan pendapatan, profit margin negative (ekpansi), profit margin dan total earning meningkat (maturity) terakhir penjualan dan prifit margin cenderung datar sehingga earning menurun (decline).

3. Analisa Fundamental, Perusahaan (Micro) adalah analisa untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan, baik analisis produk perusahaan dan pemasarannya, analisis pertumbuhan earning dan kinerja manajemen.

4. Analisa Teknikal, Untuk memprediksikan harga saham, para investor atau analis saham menggunakan dua pendekatan, yaitu analisa fundamental dan analisa tehnical. Untuk analisa fundamental sudah diulas diatas yaitu dengan analisa makro dan mikro. Sedangkan analisa tehnical lebih menitik beratkan pembentukkan harga saham oleh perubahan penawaran dan permintaan tanpa melihat sebabnya. Asal-usul analisa yang dipergunakan saat ini berawal dari Dow Theory yang disusun medio 1900 oleh Charles Dow.

Kelebihan analisa tehnikal adalah analisa ini relative cepat dan mudah, tidak perlu terlibat dalam angka-angka keuangan yang rumit dan memberikan sinyal kapan saat yang tepat untuk melakukan investasi.

Strategi dalam bertransaksi saham dengan menggunakan analisa tehnical antara lain :

1.Contrary-Opinion adalah dengan melakukan transaksi berlawanan dengan investor lain karena menggangap investor lain kurang cakap.

2.Smart Money adalah melakukan transakasi sejalan dengan investor lain karena menggangap investor lain lebih cakap.

Tehnik Analisa Harga dan Volume :

1.Perhatikan volume transaksi karena sangat penting artinya dalam transaksi.

2.Adanya harga pembuka (open), tertinggi (high), terendah (low) dan penutupan (close).

3.Adanya level dukungan yang disebut support level dan resistance level,.

• Support level adalah level dukungan bawah dimana investor mengharapkan adanya kenaikkan permintaan yang besar dengan kenaikkan harga yang signifikan.

• Resistan level adalah level dukungan atas dimana investor mengharapkan adanya kenaikkkan penawaran yang besar dengan kenaikkan harga yang signifikan.

1. Dow Theory dimana harga bergerak dengan arah tertentu (trend) dimana terdapat 3 arah trend, yaitu trend jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

2.Grafik atau chart adalah bentuk diagram dari open, high, low dan close prices yang bertujuan untuk mengindentifikasi pola-pola yang terjadi dan kemungkinan akan berulang di masa depan. Chart terdiri dari beberapa bentuk, antara lain candle chart, bar chart dan Point-and-figure chart.

3.Adanya indicator-indikator tehnical yang merupakan perhitungan matematis yang diterapkan pada harga saham atau volume perdagangan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pergerakkan harga ke depan. Indikator-indikator tehnical antara lain :

• MA (Moving Avarage).

• MACD (Moving Average Convergen Divergen).

• Parabolic SAR.

• Relative Strengh Index (RSI)

• Stochastic Oscalator, dll.

5. Psikologi Pasar.

Pendekatan Dalam Memilih Saham

Ada dua jenis pendekatan yang paling sering digunakan dalam memilih saham oleh para analis :

1. Top Down Approach dimana pendekatan ini menitik beratkan pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sector-sektro industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi. Langkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sector-sektor industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian memilih saham perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sector tersebut.

2. Bottom Up Approach dimana pendekatan ini memulai analisa dari saham-saham perusahaan mana yang memiliki kinerja yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya lalu dianalisa sector industri mana yang berkinerja paling baik dan kemudian memperbandingkan pengaruh kondisi makro terhadap sector industri tersebut sehingga sector industri yang dipilih akan benar-benar mewakili saham mana yang pantas untuk diinvestasikan.

OPSI

Opsi adalah derivatif yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual saham pada harga dan waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Opsi ada dua macam yaitu call option dan put option. Opsi diterbitkan bukan oleh emiten. Opsi adalah instrumen yang dapat diaplikasikan pada saat pembentukan portofolio atau strategi perdagangan. Opsi dapat digunakan untuk mengambil lebih banyak risiko bagi risk taker atau untuk mengurangi risiko bagi risk avert.

Namun sebelum memasuki pasar opsi, investor harus mendapatkan pemahaman yang baik tentang bagaimana cara kerja opsi (strike price, expiry, volatilitas atau beta) dan bagaimana harga suatu opsi ditentukan. Setelah itu, baru mulai dapat memikirkan strategi opsi yang akan dilakukan. Opsi adalah produk turunan atau derivatif sekuritas yang mendapatkan nilai dari saham yang mendasarinya.

Misalnya, Opsi Call Cisco nilainya bergantung pada baik atau buruknya perdagangan saham Cisco di Nasdaq.

Yang paling menentukan harga opsi (premium) adalah harga dan volatilitas saham yang mendasarinya. Faktor lainnya yang mempengaruhi harga opsi adalah strike price dari opsi, yaitu harga yang telah ditentukan sebelumnya saat opsi dieksekusi.

Misalnya, CSCO September 20 Call memberikan pemiliknya berupa hak untuk membeli saham Cisco dengan harga US$20 per saham sebelum hari Jumat ketiga di bulan September.

Nilai strike price yang lebih rendah pada opsi call dapat membuat nilai opsi meningkat. Karena strike price yang lebih rendah membuat kita dapat membeli saham CSCO pada harga yang lebih rendah.

Sementara itu, waktu jatuh tempo (expiration date) memainkan peran yang penting karena semakin lama suatu opsi diperdagangkan maka opsi tersebut semakin bernilai.

Semakin lama jangka waktunya semakin terbuka kesempatan untuk menghasilkan uang dari peningkatan nilai saham. Untuk opsi yang jangka waktunya lebih panjang, harga opsi yang ditetapkan juga lebih tinggi.

Selain resiko, expiry dan strike price, faktor lainnya yang juga menentukan harga opsi adalah adanya insider trading dan hukum penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar.

Setiap opsi saham dibentuk oleh nama saham yang mendasarinya.

_ Strike price/exercise price: harga saham yang telah ditentukan pada suatu opsi.

_ Expiration date/maturity date: tanggal jatuh tempo opsi untuk dieksekusi.

_ The premium: harga yang dibayarkan untuk opsi, ditambah komisi broker.

Pasar opsi dunia saat ini memperdagangkan dua tipe opsi a.l. American Option (atau American style) option yakni kontrak opsi yang dapat dieksekusi kapan pun antara tanggal pembelian sampai dengan tanggal jatuh tempo (expiration date) dan European option (atau European style).

European option yakni kontrak opsi yang hanya dapat dieksekusi pada saat tanggal jatuh tempo. Kebanyakan opsi yang dijual adalah American Option dan banyak direkomendasikan karena fleksibilitasnya untuk diperdagangkan selama periode kontrak.

Keuntungan Dan Kerugian Opsi

Opsi dapat menjadi sangat berisiko, tetapi jika digunakan dengan cara yang benar opsi dapat menjadi alat huntuk hedging yang dapat melindungi kita dari koreksi harga saham yang telah kita miliki atau dengan kata lain mengurangi resiko.

Opsi memiliki beberapa keuntungan.antara lain :

Pertama, meningkatkan leverage dalam suatu saham saat anda berspekulasi.

Kedua, dengan membeli opsi untuk 100 saham akan jauh lebih murah biayanya dibandingkan dengan membeli 100 saham.

Ketiga, jika menggunakan opsi yang tepat, dapat berguna sebagai alat hedging terhadap posisi yang sedang kita miliki.

Ada pun kerugian Opsi. Antara lain :

Pertama, opsi sangat rumit dan leverage-nya tinggi. Jika menggunakan opsi untuk berspekulasi mereka memerlukan pengamatan yang ketat dan toleransi risiko yang tinggi.

Kedua, opsi memerlukan pengetahuan yang lebih dari sekedar pengetahuan dasar tentang pasar modal.

Ketiga, ada kecenderungan untuk mengalami kerugian yang lebih besar jika mengambil berbagaI posisi sebagai writing option.

Konsep penting yang harus diingat adalah perbedaan antara pemegang opsi (option holder) dengan penulis opsi (writing option). Pemegang opsi memiliki hak untuk memilih, untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan dalam periode waktu yang telah ditentukan pula. Sementara penulis opsi memiliki kewajiban untuk memenuhi pilihan dari pemegang opsi.

Prosesnya adalah sebagai berikut, yaitu jika si A membeli opsi dari broker maka dia dikatakan berada pada posisi long (holder) dan jika dia menjual opsi pada broker maka dia berada pada posisi short (writer).

a. Opsi Call

Call opsi adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada hari sebelum atau pada tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan dalam kontrak.

Contoh :

A membayar premi Rp. 4.500 per saham untuk memperoleh saham 6 bulan kemudin dengan harga (exercise price atau strike price) Rp. 50.000 per lembar saham. Jika harga pasar saham Rp. 63.000 A menggunakan haknya membeli saham seharga Rp. 50.000 dan menjualnya pada harga pasar sebesar Rp. 63.000. Maka a memperoleh keuntungan Rp. 8.500 (63.000-50.000-4.500). Sebaliknya jika harga pasar saham turun, maka A tidak akan melaksanakan haknya dan ia akan rugi sebesar premi yaitu sebesar Rp. 4.500.

Pembeli opsi call berharap harga saham akan meningkat sebelum opsi jatuh tempo, sehingga mereka dapat membeli saham (dengan cara mengeksekusi opsi) sesuai dengan jumlah yang tertera pada kontrak opsi kemudian menjual secepatnya sejumlah saham tersebut di pasar dan mendapatkan keuntungan.

b. Opsi Put

Sedangkan put opsi adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual saham pada hari sebelum atau pada tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan dalam kontrak.

Contoh :

A membayar premi Rp. 4.500 per saham untuk menjual saham 6 bulan kemudin dengan harga (exercise price atau strike price) Rp. 63.000 per lembar saham. Jika harga pasar saham Rp. 50.000 A menggunakan haknya menjual saham seharga Rp. 63.000 sementara harga pasar sebesar Rp. 50.000. Maka A memperoleh keuntungan Rp. 8.500 (63.000-50.000-4.500). Sebaliknya jika harga pasar saham naik, maka A tidak akan melaksanakan haknya dan ia akan rugi sebesar premi yaitu sebesar Rp. 4.500.

Pembeli opsi put berharap harga saham akan turun sebelum opsi jatuh tempo, sehingga mereka bisa menjual pada harga yang lebih tinggi daripada harga yang ada di pasar saat itu dan menghasilkan keuntungan yang cepat.

Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis)

Perdagangan saham dilakukan di pasar modal dan untuk itu harus tercipta suatu pasar modal yang efisen dimana harga efek berubah dengan cepat sebagai reaksi atas informasi baru sehingga harga efek telah mencerminkan seluruh informasi tentang efek tersebut.

Beberapa factor yang diperlukan dalam pasar modal yang effisien antara lain :

• Investor yang saling bebas.

• Informasi yang baru datang secara acak.

• Reaksi yang cepat dari investor.

Ada tiga macam hipotesa Efficient Market Hypothesis (EMH) :

1. Weak-form EMH dimana harga saham saat ini sepenuhnya mencerminkan seluruh informasi mengenai pasar modal, termasuk historical data.

2. Semistrong-from EMH dimana harga saham berubah dengan sangat cepat sebagai reaksi dari informasi public yang baru. Hal ini berarti harga saham sepeunhnya mencerminkan seluruh informasi public yang ada (security market maupun non security market).

3. Strong-form EMH dmana harga saham sepenuhnya mencerminkan seluruh informasi public maupun sumber-sumber tertentu (private).

PROSEDUR PEMBAYARAN DEVIDEN

Deviden biasanya dibayarkan per tahun dan besarannya diputuskan melalui RUPS. Sebelum RUPS pihak emiten wajib mengumumkan kepada pemegang saham kapan waktu diselenggarakannya RUPS dan hasil dari RUPS tersebut minimal pada 2 surat kabar harian nasional.

Adapun prosedur pembayaran deviden adalah :

1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)

Berisi rincian tanggal RUPS, pencatatan pemegang saham, pembayaran deviden, masa cum date dan ex-deviden.

2. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham (Recording Date)

Tanggal 04 Agustus 2005 merupakan tanggal pencatatan pemegang saham dimana para pemegang saham per tanggal 04 Agustus mencatatkan kembali namanya pada emiten. Pencatatan pemegang saham bisa dilakukan emiten sendiri atau menunjuk perusahaan khusus yang disebut Biro Administrasi Efek (BAE).

3. Tanggal Cum-Date

Investor yang membeli saham pada tanggal 26 Juli 2005 masih dapat mendapatkan hak ceviden bila meregestrasikan paling lambat tanggal 04 Agustus 2005 pukul 16.00 WIB (Recording Date).

1. Tanggal Ex-Deviden

Investor yang membeli saham pada tanggal ex-deviden 27 Juli 2005 sudah tidak berhak mendapatkan deviden walaupun melakukan registrasi pada saat Recording Date.

2. Tanggal Pembayaran Deviden

Pada tanggal 02 September akan dibayarkan deviden kepada para pemegang saham yang tercatat pada recording date tanggal 04 Agustus 2005 per pukul 16.00 WIB.

WARRANT

Warrant adalah sejumlah option untuk membeli sejumlah saham biasa pada harga tertentu pada periode yang telah ditentukan sebelumnya. Perbedaan antara warrant dan convertible terletak pada penghilangan karakter obligasi bila ditukar dan ada tidaknya arus kas dalam pertukaran tersebut dari sudut pandang issuer. Jika convertible ditukarkan dengan common stock (saham biasa) maka sifat dari hutang akan hilang karena pemegang convertible menjadi pemegang saham biasa, Sedangkan bila warrant bila ditukarkan atau dieksekusi maka tidak ada penghilangan sifat hutang bila perusahaan issuer mengeluarkan obligasi sebelumnya. Di sisi lain convertible tidak melibatkan arus kas sedangkan warrant melibatkan arus kas.

Karateristik Warrant

1. Exercise Prices adalah tingkat harga dimana pemegang boleh membeli saham biasa perusahaan. Biasanya exercise prices diset jauh di atas harga harga saham perusahaan.

2. Waktu Kadarluasa adalah batas waktu sebuah warrant dapat diexercise menjadi saham biasa.

3. Dapat Dipisahkan (Detachability) dimana warrant dapat dijual terpisah dari surat berharga yang membawanya. Warrant biasanya dijual sebagai pemanis bagi pemegang obligasi.

4. Exercise Ratio adalah jumlah saham biasa yang biasa yang dapat diperoleh pada harga exercise untuk setiap satu warrant.

Alasan Pengeluaran Warrant

Alasan utama dikeluarkannya warrant adalah sebagai pemanis dalam penerbitan obligasi dan tambahan cash flow. Sebagai pemanis bagi pemegang obligasi karena mereka mempunyai hak memperoleh capital gain jika perusahaan mendapat keuntungan besar dalam usahanya. Jika warrant diexercise maka akan ada dana tambahan (cash flow) bagi perusahaan.

Manfaat warrant bagi issuer (penerbit) :

1. Biaya modal yang lebih murah, yaitu kupon biasanya dibawah debenture (bond yang spekulatif) dan harga exercise saham lebih besar dari harga saham perusahaan saat ini (premium 15%-20%).

2. Emisi ganda (bond dan saham) yang praktis dan ekonomis (emisi saham saat ini dan pada saat pelaksanaan hak nilainya lebih tinggi).

3. Fleksibilitas Keuangan yaitu bila proyek berhasil maka dan untuk pembayaran dan ekpansi tersedia dan jika gagal maka bunga obligasi yang hrs dibayarkan lebih murah.

Manfaat warrant bagi pemodal (investor) adalah :

1. Memperoleh pendapatan yang tetap senagai pemegang obligasi dan pemegang warrant memiliki potensi keuntungan dari pertumbuhan harga saham.

2. Karateristik derivative umumnya, yaitu memiliki control terhadap nilai asset yang relative besar dengan total investasiyang relative kecil.

Penilaian Warrant

Warrant mempunyai harga minimum yang dihitung dengan formula :

Minimum prices
(market prices CS - exercise prices) x exercise ratio

Premium
perbedaan antara harga pasar waarant dengan harga minimum warrant

Faktor-faktor yang mempengaruhi premium warrant adalah :

1. Ekpetasi pasar terhadap harga warrant di masa yang akan dating, yaitu semakin tinggi kemungkinannya maka semakin tinggi premiumnya.

2. Waktu jatuh tempo, yaitu semakin lama waktu jatuh tempo maka premiumnya semakin besar.

3. Deviden yield yang ditawarkan oleh asaham, jika deviden yield besar maka premium warrant akan semakin tinggi.

4. Liquiditas saham, semakin liquid saham tersebut diperdagangkan semakin tinggi premiumnya.

Warant sangat sensitive terhadap split efek, yaitu :

1. Stock Split

2. Saham Bonus

3. Right

4. Deviden

Contoh :

PT. BMAZ menerbitkan warrant yang memperbolehkan pemiliknya nenbeli satu saham biasa untuk satu warrant dengan harga Rp. 18.275 per lembar. Jika harga pasar saham biasa Rp.25.000 dan warrant dijual dengan harga Rp. 9000 maka berapa minimum prices dan warrant premium ?

Minimum price ratio = (Rp. 25.000 - Rp. 18.275) x 1

= Rp. 6.725

Warrant premium = Rp. 9.500 - Rp. 6.725

= Rp. 2.775

Pertanyaan Seputar efek

§ Kapan seorang pemodal mulai bisa membeli efek ?

Penjualan dan pembelian di bursa efek disebut perdagangan dipasar sekunder pemodal mulai dapat membeli atau menjual efek setiap hari bursa setelah efek di catatkan (listed) dibursa.

§ Apa yang harus di perhatikan bila ingin membeli efek ?

Jual beli efek di bursa efek hanya dapat dilakukan perusahan pialang yang resmi menjadi anggota bursa, berarti perusahan yang bersangkutan telah menyetorkan modal dan memenuhi segala persyaratan yang ditentukan untuk dapat melayani masyarakat sebagai perantara perdagangan efek.sebagai missal bila seorang pemodal ingin membeli saham pemodal dapat menghubungi pialang anggota bursa efek. Perusahan efek memiliki wakilnya di bursa efek yang biasa disebut pialang. Pialang tersebut yang akan melakukan transaksi berdasarkan order atau amanat baik untuk jual maupun untuk beli. Pialang tersebut dapat juga memberikan masukan sehubungan dengan rencana investasi anda. Atas jasanya itu maka anda wajib untuk mmbayar komisi kepada pialang.

§ Siapa saja yang dapat membeli efek

Siapa saja baik perorangan indonesia atau asing maupun badan hukum indonesia atau asing boleh membeli efek.

§ Bagaimana cara membeli dan menjual efek

Mudah saja pertama, harus ingat,jual beli efek hanya dapat dilakukan oleh broker/pialang (perantara pedagang efek) yang menjadi anggota bursa kedua,pemodal dapat menghubungi langsung atau tidak langsung (melalui kuasa) pialang atau broker dengan memberi pesanan, baik pesanan jual maupun beli pada perusahaan –perusahaan efek yang telah terdaftar sebagai anggota bursa efek,tanpa melalui pialang atau broker yang terdaftar ,pemodal tidak dapat membeli atau menjual efeknya.

§ Kapan jual beli di bursa efek dilakukan ?

Transaksi di bursa dilakukan di hari – hari tertentu yang di sebut hari bursa yaitu hari senin s/d kamis dan jumat yang terbagi menjadi 2 sesi


Senin s/d kamis

Jum’at

Sesi 1

09.00 s/d 12.00

09.30 s/d 11.30

Sesi 2

13.30 s/d 16.00

14.00 s/d 16.00

§ Siapa yang menentukan harga efek ?

Harga efek di tentukan atas kekuatan pasar, dalam arti tergantung atas permintaan dan penawaran (pembeli dan penjual)

§ Berapakah jumlah saham yang dapat dibeli ?

§ Saham yang di perdagangkan di bursa di tentukan dalam satuan perdagangan yang di sebut lot. Satu lot terdiri dari 500 saham dengan demikian jumlah saham yang dapat di beli atau dijual sekurang – kurangnya haruslah 500 saham (1 lot ) dan kelipatannya. Namum apabila ada pemodal yang memiliki saham dibawah 1 lot misalnya 25 atau 200 saham dapat menjual atau membeli di pasar negosiasi. Dengan demikian bukan berarti tidak dapat bertransaksi,dalam hal demikian perdagangan dapat dilakukan di pasar non regular.

§ Bagaimana menjadi nasabah perusahaan efek ? (pembukaan rekening nasabag)

Sebelum anda melakukan jual beli saham seperti layaknya menbuka rekening dibank maka terlebih dahulu anda harus membuka rekening di satu atau beberapa perusahaan efek.dengan pembukaan rekening tersebut maka anda sudah secara resmi anda sudah tercatat sebagai nasabah dan identitas data anda tercatat dalam pembukuan perusahan efek,seperti nama, alamat, no rekening bank dan data – data lain. Bersamaan dengan pembukaan rekening ini ,anda menandatangani perjanjian dengan perusahaan efek yang menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak.

§ Berapakan fee yang harus dibayar kepada pialang?

§ Untuk pembelian dan penjualan efek pemodal harus membayar komisi kepada pialang. Besarnya komisi tergantung dengan negosiasi dengan anggota bursa (AB).untuk transaksi obligasi dan right issue bursa efek jakarta tidak mengenakan biaya transaksi.

§ Biaya transaksi

ü komisi yang di bayar pada anggota bursa (AB),berdasarkan negosisasi dengan (AB)

ü PPN 10 % dari komosi yang dibayar pada AB

ü Pajak transaksi 0,1% dari nilai transaksi (untuk penjualan saham)

Sebagai ilustrasi , misalnya seorang pemodal melakukan transaksi pembelian atas saham ABC sebanyak 5 lot yang terjadi pada posisi Rp.3000 per saham.

Keterangan

Perhitungan

Nilai uang

Transaksi beli

5 x 500 saham x Rp. 3000

7.500.000,-

Komisi untuk broker 0,3 % dari nilai transaksi

0,3 x 7.500.000

22.500,-

PPN 10 % dari komisi

10 % x 22.500

2.250

Biaya pembelian saham


24.750,-

Total biaya yang di keluarkan


7.524.750,-

Sebagai ilustrasi lain, missal seorang pemodal lain melakukan transaksi atas saham JHJ penjualan sebanyak 5 lot dimana saham indosat pada posisi Rp 3000 per saham.

Keterangan

Perhitungan

Nilai uang

Transaksi jual

5 x 500 saham x Rp. 3000

7.500.000,-

Komisi untuk broker 0,3 % dari nilai transaksi

0,3 x 7.500.000

22.500,-

PPN 10 % dari Komisi

10 % x 22.500

2.250,-

PPh atas transaksi jual (0,1 % dari nilai transaksi)

0,1 % x 7.500.000

7.500,-

Biaya penjualan saham


32.250,-

Hasil penjualan bersih


7.467.750,-

Jadi komponen dari biaya jual dan beli saham adalah sebagai berikut:

Nilai pembelian saham + komisi pialang + PPN 10 % atau

Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPN 10 % + pajak penghasilan 0,1 %

§ Apakah yang harus dilakukan setelah transaksi terjadi ?

Transaksi dibursa bukanlah bersifat tunai, artinya begitu pemodal memberi uang tidak otomatis mendapat efek yang dibeli. Proses penyelesaian transaksi antar pialang berlangsung dalam hitungan 3 hari bursa kemudian, istilah tehniknya settlement berlangsung dalam T + 3 baik untuk jual maupun beli. Sementara penyelesaian dngan investor, paling cepat dapat dilakukan pada T + 4. perdagangan tanpa warket kemungkinan penyelesaian transaksi bisa berlangsung lebih cepat. Sebagai contoh bila transaksi dilakukan pada hari senen,maka pemodal akan menerima efek (bagi pembeli ) atau uang (bagi penjual) pada hari jum’at.

§ Apakah ada perlindungan bagi pemegang efek.

Bila semua bursa berlaku prinsip “good delivery” prinsip ini menyatakan bahwa setiap efek yang di perdagangkan haruslah efek – efek yang siap duntuk diserahkan. Prinsip yang sama juga berlaku terhadap penjual (dijamin akan mendapkan hasil penjualannya) “good fund” kegagalan pialang untuk melakukan good delivery atau good fund tidak akan terjadi karma transaksi telah di jaminkan kepada PT KPEI (kliring penjamin efek Indonesia) dan PT. KSEI ( Kustodian sentral efek Indonesia)

§ Apakah keuntungan dan resiko bertransaksi di saham.

Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan potensi kerugian atau resiko di sisi lain seperti tabungan dan deposito di bank memiliki resiko kecil,dengan keuntungan yg lebih kecil pula ketimbang keuntungan dari saham.

§ Kusus untuk saham peluang keuntngan dan resiko yang mungkin timbul antara lain :

§ Keuntungan

1. Capital Gain yaitu keuntungan dari jual beli saham. Misal nya waktu mebeli nilainya Rp. 2000 per saham dan kemudian dijual dengan harga Rp. 2.500 per saham maka selisi yang ada adalah Rp.500 per lembar ini di sebut capital gain.

Saham adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga di pasar modal kenapa ? karma bila dibandingkan nilai investasi lainnya saham memungkinkan nasabahnya mendapatkan keuntungan lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

2. Dividen.

Adalah keuntungan perusahaan yang di bagikan kepada pemegang saham,biasanya tidak semua keuntungan perusahaan di bagikan pada pemegang saham tetapi ada bagian yang di tanam kembali. Besarnya dividen yang di terima berdasarkan rapau umum pemegang saham (RUPS) perusahan tersebut.dividen bisa berupa dividen tunai atau dividen saham selain itu investor bisa mendapat keuntungan dari saham bonus bila ada.

§ Resiko

1. Capital loss

Merupakan kebaliakan dari capital gain yaitu satu kondisi dimana anda menjual saham yang anda miliki di bawah harga belinya. Misalnya saham PT.KJH anda beli dengan harga 1000 persaham kemudian harga saham terus mengalami penurunan 950 per lembar saham karna takut harga saham akan terus turun maka anda menjual dengan mengalami kerugian sebesar 50 per saham itu lah capital lost yang menimpa anda.

2. Resiko Likuidasi

Perusahan yang sahamnya dimiliki,dinyatakan bangkrut oleh pengadialan atau perusahan tersebut di bubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat proritasterakhir setelah seluruh kewajiban perusahan dapat di lunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan ). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan maka sisanya akan dibagikan secara propersional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tak ada sisa maka itu adalah resiko terbesar dari pemegang saham.